Ada seorang laki-laki yang bekerja seharian hingga pulang larut malam. 
Dia memiliki seorang anak yang berumur 5 tahun. Suatu ketika si anak 
menunggu kepulangan laki-laki tersebut, yaitu sang ayah, kemudian 
terjadilah perbincangan singkat.
Anak : ayah, boleh aku bertanya sesuatu?
Ayah : ya, apa itu nak?
Anak : ayah, berapa rupiah yang ayah dapatkan dalam 1 jam bekerja?
Ayah : nak, itu bukan sesuatu yang harus kamu ketahui.
Anak : tolong beritahu aku ayah.
Ayah : 200.000 perjam nak
Anak : ayah, bolehkah aku meminjam 100.000 saja?
Mendengar perkataan si anak, sang ayah pun langsung naik pitam dan 
menyuruh si anak untuk segera masuk ke kamar. Si anak pun langsung pergi
 ke kamarnya dan menutup pintu kamar. Selang beberapa menit, sang ayah 
menjadi tenang dan pergi ke kamar anaknya, lalu berkata ...
Ayah : maafin ayah nak sudah terlalu keras terhadapmu. Ini ambilillah 
100.000.
Si anak pun tersenyum lebar, dan berkata "ooohhh terima kasih banyak 
ayah".
Lalu si anak mengambil beberapa lembar uang di bawah bantal tidurnya 
yang telah dia tabung hari demi hari dari uang saku sekolahnya, dia 
menghitungnya dan berkata ...
"Ayah, sekarang aku punya 200.000. Bisakah aku membeli 1 jam saja dari 
waktumu bekerja? Aku harap ayah bisa pulang 1 jam lebih awal besok. Aku 
ingin makan malam bersama ayah".
-end of story-
NB : seberapa mahal kah waktu mu untuk orang yang kamu sayang?
Waktu untuk ayahmu, waktu untuk ibumu, untuk anak istrimu, atau mungkin 
suami mu? Atau siapapun yang kamu sayangi?
Ingat, kamu tidak bisa membeli waktu, sahabatku.
Writen by Adetya M. Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar