Like Us

Selasa, 12 Februari 2013

Perbedaan Antara Depresi Pria dan Wanita


Sebuah pekerjaan juga memiliki risiko, termasuk gangguan psikologis seperti depresi, baik pria maupun wanita. Sebuah penelitian baru mengungkapkan ada perbedaan perlakuan yang berbeda dari wanita dan pria atas pekerjaannya.
Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Canada mengatakan, wanita akan merasakan bentuk gangguan depresi saat pekerjaan mereka tidak dihargai dibandingkan dengan pria.
Lain halnya dengan beban pekerjaan, tingginya beban kerja justru akan meningkatkan depresi bagi pria, namun tidak dengan wanita.
Sedangkan konflik dalam sebuah keluarga dan pekerjaan akan mempengaruhi risiko mengalami depresi bagi pria maupun wanita. Perbedaannya adalah pria mengalami depresi saat konflik keluarga masuk dalam dunia kerja mereka, sedangkan wanita akan mengalami depresi saat konflik pekerjaan masuk dalam kehidupan keluarga.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology ini mengukuhkan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa prestasi kerja berperan besar pada identitas pria dibanding wanita.
Walaupun kian banyak wanita memilih bekerja dan justru pria yang mengambil alih urusan rumah tangga. “Pria dan wanita melihat pekerjaan dan keluarga dengan cara berbeda,” ungkap Jianli Wang, peneliti dalam studi ini.
Peserta penelitian terdiri dari 2.700 orang yang pada 2007-2011 tercatat mengalami depresi. Para peneliti mengumpulkan data penelitian untuk mengetahui apa yang menyebabkan depresi, terkait dengan keluarga dan pekerjaan mereka.
Dalam kurun waktu selama satu tahun, 3,6 persen peserta diketahui mengalami diagnosis depresi. Depresi tercatat lebih tinggi dialami oleh wanita 4,5 dibandingkan dengan pria yang hanya 2,9 persen.
Wanita yang memiliki pekerjaan full time, berisiko tinggi terkena depresi. Berbeda dengan pria, walaupun mereka bekerja full time, risiko depresi hanya akan terjadi saat beban kerja yang tinggi terjadi.
Ketakutan akan kehilangan pekerjaan juga akan meningkatkan gangguan depresi bagi wanita maupun pria. Para peneliti menekankan bahwa gangguan depresi bisa mempengaruhi prestasi kerja. “Pengusaha harus memantau besarnya faktor seperti ketegangan dalam pekerjaan untuk mencegah hal negatif,” kata Wang yang juga profesor di departemen Psikiatri dan Komunitas Ilmu Kesehatan di University of Calgary di Alberta, Kanada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar